Pernahkah Anda bingung membedakan arang dan briket saat mau memanggang sate atau barbeque di rumah? Keduanya memang sering jadi pilihan untuk bahan bakar, tapi ternyata ada perbedaan yang cukup menarik di antara keduanya. Di artikel ini, kita bakal bahas apa yang bikin arang dan briket beda, mulai dari cara buatnya sampai kelebihan masing-masing. Jadi, simak sampai habis biar Anda bisa pilih mana yang lebih pas buat kebutuhan sehari-hari.
Bayangkan Anda sedang nyalakan api untuk masak atau sekadar bikin suasana hangat di halaman rumah. Arang dan briket pasti jadi dua opsi yang muncul di pikiran. Meski sekilas mirip, keduanya punya karakter sendiri yang bisa memengaruhi hasil masakan atau pengalaman bakar-bakar Anda. Nah, sekarang kita masuk ke pembahasan lebih dalam, yuk!
Apa yang Bikin Arang dan Briket Beda?
Sebelum ke poin utama, mari kita lihat sekilas apa itu arang dan briket. Arang adalah hasil pembakaran kayu atau bahan organik lain dengan cara khusus supaya jadi karbon murni. Sementara briket dibuat dari bahan-bahan yang dipadatkan, biasanya campuran arang halus atau serbuk kayu dengan tambahan perekat. Sudah mulai kebayang bedanya? Sekarang, kita jabarkan lebih detail.
Bahan Dasar dan Cara Pembuatan
Arang biasanya dibuat dari kayu yang dibakar dalam kondisi minim udara, prosesnya sederhana dan alami. Misalnya, kayu dibakar di tungku tertutup sampai jadi potongan hitam yang kita kenal. Sedangkan briket punya langkah lebih panjang, bahan seperti serbuk kayu, tempurung kelapa, atau arang halus dicampur perekat seperti tepung kanji, lalu dipress jadi bentuk tertentu, misalnya kotak atau silinder. Jadi, kalau arang lebih “mentah”, briket itu seperti versi olahan yang rapi.
Transisinya, dari cara buat ini, Anda bisa lihat arang cenderung punya bentuk tak beraturan, tergantung kayu asalnya. Briket, di sisi lain, dibentuk seragam, jadi lebih gampang disusun atau disimpan. Perbedaan arang dan briket di tahap ini cukup jelas, dan itu memengaruhi penggunaannya nanti.
Daya Tahan dan Panas yang Dihasilkan
Kalau bicara soal daya tahan, briket biasanya juara. Karena dipadatkan, briket bisa menyala lebih lama dibanding arang biasa. Cocok banget kalau Anda mau masak sesuatu yang butuh waktu, seperti daging panggang. Arang, meski panasnya bisa lebih tinggi di awal, sering kali cepat habis, apalagi kalau pakai jenis kayu ringan.
Namun, jangan salah, arang punya keunggulan tersendiri. Panasnya yang langsung terasa bikin dia favorit buat memanggang cepat, seperti sate atau jagung bakar. Briket, meski stabil, kadang butuh waktu lebih lama untuk nyala maksimal. Jadi, tergantung kebutuhan, Anda bisa pilih yang mana.
Asap dan Sisa Pembakaran
Sekarang, kita ke soal asap. Arang, terutama yang dari kayu, sering mengeluarkan asap lebih banyak, apalagi kalau kayunya belum kering betul. Ini bisa jadi masalah kalau Anda masak di tempat tertutup. Briket, karena sudah diproses dan kadang pakai bahan tambahan, biasanya menghasilkan asap lebih sedikit. Plus, sisa abunya juga lebih rapi dibanding arang yang bisa ninggalin abu bertebaran.
Tapi, ada catatan nih. Briket yang pakai perekat tertentu kadang meninggalkan bau khas saat dibakar, meski ini tergantung kualitasnya. Arang alami biasanya nggak ngasih bau aneh, malah kadang aroma kayunya jadi nilai tambah buat masakan. Jadi, perbedaan arang dan briket di sini bisa jadi pertimbangan buat Anda yang sensitif sama asap atau aroma.
Mana yang Lebih Cocok Buat Anda?
Setelah tahu perbedaan arang dan briket dari berbagai sisi, sekarang tinggal sesuaikan sama kebutuhan Anda. Mau masak cepat dengan panas tinggi? Arang kayu bisa jadi andalan. Tapi kalau Anda ingin bakar-bakar santai sambil ngobrol lama, briket lebih pas karena tahan lama dan asapnya minim. Pilihannya tergantung situasi, budget, dan selera Anda sendiri.
Oh ya, kalau Anda pengen coba yang ramah lingkungan dan praktis, bisa pakai coconut shell charcoal briquette dari Jacoid. Produk ini dibuat dari tempurung kelapa, jadi selain efisien, juga mendukung pemanfaatan limbah alami.